Home About
JIKA ADA YANG DITANYAKAN ATAU DATA YANG KALIAN BUTUHKAN, SILAHKAN BERKOMENTAR PADA MATERI TERSEBUT...TERIMAKASIH

Wednesday, 11 December 2019

Soal Dan Jawaban Ujian Sosiologi



Nama              : Rika Hanifa
NPM               : 18811948
Ujian               : Sosiologi
Tanggal           : 20 Januari 2012

1.     Jelaskan bahwa sebagai bagian dari ilmu – ilmu sosial sosiologi mempunyai relevansi dan manfaat bagi ilmu komunikasi!
Jawab:
Relevansi sosiologi terhadap ilmu komunikasi lebih bisa terlihat pada peran media massa sebagai agen perantara sosialisai masyarakat, dan tidak hanya itu kita juga dapat melihat relevansi sosiologi dengan ilmu komunikasi melalui peran yang dilakukan keluarga, teman – teman bermain, sekolah, serta institusi - institusi yang ada di dalam masyarakat.
Sosiologi mempelajari interaksi sosial yang merupakan bagian dari proses sosialisasi, di dalam sosialisasi tersebut seseorang dituntut untuk belajar aktif menjadi anggota yang berpartisipasi di dalam masyarakat. Pengertian ilmu komunikasi itu sendiri merupakan ilmu yang mempelajari tentang proses penyampaian pesan, agar pesan yang akan kita sampaikan tersebut dapat diterima di masyarakat, maka kita harus tahu dulu cara menempatkan diri di tempat yang sesuai, cara penempatan diri tersebut dapat kita pelajari di dalam sosiologi. Sosiologi sendiri lebih berperan kepada proses yang akan disampaikan dan diharapkan pesan yang hendak disampaikan tersebut sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Jadi sosiologi sangat bermanfaat bagi ilmu komunikasi yang akan menuntun kita dan membimbing kita kepada arah komunikasi yang efektif yang sesuai kebutuhan masyarakat atau penerima pesan.

2.     Jelaskan konsep Berger tentang “melalui sosialisasi masyarakat dimasukkan ke dalam individu manusia” dan konsep Cooley tentang individu sebagai “looking glass – self.”!
Jawab:
Maksud dari konsep Berger tentang “ melalui sosialisasi masyarakat dimasukkan ke dalam individu manusia” pertama dapat kita lihat pada seorang bayi yang baru lahir mereka hanya dapat merasakan sentuhan – sentuhan dari orang tua atau keluarganya (komunikasi nonverbal), kemudian pada saat mereka berusia balita mereka sudah mampu menirukan apapun yang dilihat atau didengar meskipun belum sempurna (play stage). Pada tahap ini juga dapat ditanamkan kemampuan bahasa pada anak kemudian mereka dapat memulai mengidentifikasi diri sebagai laki – laki atau perempuan. pada usia sekitar 6 – 7 tahun mereka mulai memasuki lingkungan formal yaitu sekolah, dimana sekolah sebagai sarana pendidikan dan agen sosialisasi yang akan memperkenalkan aturan – aturan baru yang diperlukan oleh masyarakat agara anak dapat menguasai peran – peran baru di kemudian hari.
Setelah menempuh pendidikan seseorang itu mau tidak mau harus mempunyai peran di masyarakat sebagai makhluk sosial, dan ketika seseorang itu harus memasuki lingkungan sosial baik pada saat balita, remaja, maupun dewasa sebenarnya secara tidak langsung mereka telah melakukan sosialisai masyarakat ke dalam individu atau diri mereka  yang kemudian terjadi timbal balik (feedback) / interaksi yang membuat seseorang tersebut memiliki peran di masyarakat.
Kemudian di dalam bersosialisasi sering seseorang merasa orang lain menilai dirinya, dan secara tidak langsung bahwa itu merupakan penilaian terhadap dirinya sendiri. Dan proses ini lebih mengarah pada tindakan hati, pikiran dan perasaan seseorang tentang dirinya melalui orang lain tanpa diungkapkan / diutarakan secara langsung dan ini merupakan konsep pencerminan penilaian orang lain “looking glass – selaf” yang dicetuskan oleh Cooly.
3.     Jelaskan bahwa secara sosiologi sekolah / pendidikan justru melanggengkan ketidaksetaraan / ketimpangan sosial!
Jawab:
Justru pada institusi formal seperti sekolah ketidaksetaraan / ketimpangan – ketimpangan sosial tersebut mulai terlihat. Kita sering melihat seringnya terjadi kesenjangan antara siswa – siswa yang berasal dari keluarga kaya dengan siswa – siswa yang berasal dari keluarga miskin. Siswa yang berasal dari keluarga mampu lebih cenderung bergaul dari siswa yang satu level dengannya karena mereka merasa bergaul dengan latar belakang sama akan lebih membuat mereka merasa nyaman karena biasanya kebutuhan dan kebiasaan serta gaya hidup mereka sama. Sebaliknya pada siswa yang latar belakangnya berasal dari keluarga miskin mereka merasa minder bergaul dengan siswa keluarga kaya. Selain itu di dalam lingkungan sekolah juga sering kita lihat kesenjangan antara siswa yang pintar dengan siswa yang malas/bodoh. Siswa yang pintar cenderung bergaul dengan siswa yang pintar / rajin lainnya, sebaliknya siswa yang malas lebih cuek dan merasa bodoh, maka kebanyakan dari mereka bergaul dengan siswa yang memiliki sifat dan latar belakang sama. Dan dengan demikian akan lebih membuat mereka berteman atau bersosialisasi lebih nyaman.
Sebenarnya faktor utama yang menyebabkan ketimpangan sosial adalah latar belakang keluarga jadi pendidikan hanya dapat memberikan efek kecil terhadap ketimpangan yang ada. Sekolah melanggengkan ketimpangan sosial tersebuat karena di dalam institusi formal itu sendiri terdapat siklus yang terus berulang dimana siswa yang dari latar belakang keluarga mampu atau berstatus tinggi cenderung mengikuti sekolah tertentu yang akan melanggengkan kualitasnya.

No comments:

Post a Comment

Silahkan baca dan share