Nama : Rika Hanifa
NPM : 18811948
Ujian : Sosiologi
Tanggal : 20 Januari 2012
1. Jelaskan bahwa sebagai bagian dari ilmu
– ilmu sosial sosiologi mempunyai relevansi dan manfaat bagi ilmu komunikasi!
Jawab:
Relevansi
sosiologi terhadap ilmu komunikasi lebih bisa terlihat pada peran media massa
sebagai agen perantara sosialisai masyarakat, dan tidak hanya itu kita juga
dapat melihat relevansi sosiologi dengan ilmu komunikasi melalui peran yang
dilakukan keluarga, teman – teman bermain, sekolah, serta institusi - institusi
yang ada di dalam masyarakat.
Sosiologi
mempelajari interaksi sosial yang merupakan bagian dari proses sosialisasi, di
dalam sosialisasi tersebut seseorang dituntut untuk belajar aktif menjadi
anggota yang berpartisipasi di dalam masyarakat. Pengertian ilmu komunikasi itu
sendiri merupakan ilmu yang mempelajari tentang proses penyampaian pesan, agar
pesan yang akan kita sampaikan tersebut dapat diterima di masyarakat, maka kita
harus tahu dulu cara menempatkan diri di tempat yang sesuai, cara penempatan
diri tersebut dapat kita pelajari di dalam sosiologi. Sosiologi sendiri lebih
berperan kepada proses yang akan disampaikan dan diharapkan pesan yang hendak
disampaikan tersebut sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Jadi sosiologi sangat
bermanfaat bagi ilmu komunikasi yang akan menuntun kita dan membimbing kita
kepada arah komunikasi yang efektif yang sesuai kebutuhan masyarakat atau
penerima pesan.
2. Jelaskan konsep Berger tentang “melalui
sosialisasi masyarakat dimasukkan ke dalam individu manusia” dan konsep Cooley
tentang individu sebagai “looking glass – self.”!
Jawab:
Maksud
dari konsep Berger tentang “ melalui sosialisasi masyarakat dimasukkan ke dalam
individu manusia” pertama dapat kita lihat pada seorang bayi yang baru lahir
mereka hanya dapat merasakan sentuhan – sentuhan dari orang tua atau
keluarganya (komunikasi nonverbal), kemudian pada saat mereka berusia balita
mereka sudah mampu menirukan apapun yang dilihat atau didengar meskipun belum
sempurna (play stage). Pada tahap ini juga dapat ditanamkan kemampuan bahasa
pada anak kemudian mereka dapat memulai mengidentifikasi diri sebagai laki –
laki atau perempuan. pada usia sekitar 6 – 7 tahun mereka mulai memasuki
lingkungan formal yaitu sekolah, dimana sekolah sebagai sarana pendidikan dan
agen sosialisasi yang akan memperkenalkan aturan – aturan baru yang diperlukan
oleh masyarakat agara anak dapat menguasai peran – peran baru di kemudian hari.
Setelah
menempuh pendidikan seseorang itu mau tidak mau harus mempunyai peran di
masyarakat sebagai makhluk sosial, dan ketika seseorang itu harus memasuki lingkungan
sosial baik pada saat balita, remaja, maupun dewasa sebenarnya secara tidak
langsung mereka telah melakukan sosialisai masyarakat ke dalam individu atau
diri mereka yang kemudian terjadi timbal
balik (feedback) / interaksi yang membuat seseorang tersebut memiliki peran di
masyarakat.
Kemudian
di dalam bersosialisasi sering seseorang merasa orang lain menilai dirinya, dan
secara tidak langsung bahwa itu merupakan penilaian terhadap dirinya sendiri.
Dan proses ini lebih mengarah pada tindakan hati, pikiran dan perasaan
seseorang tentang dirinya melalui orang lain tanpa diungkapkan / diutarakan
secara langsung dan ini merupakan konsep pencerminan penilaian orang lain
“looking glass – selaf” yang dicetuskan oleh Cooly.
3. Jelaskan bahwa secara sosiologi sekolah
/ pendidikan justru melanggengkan ketidaksetaraan / ketimpangan sosial!
Jawab:
Justru
pada institusi formal seperti sekolah ketidaksetaraan / ketimpangan –
ketimpangan sosial tersebut mulai terlihat. Kita sering melihat seringnya
terjadi kesenjangan antara siswa – siswa yang berasal dari keluarga kaya dengan
siswa – siswa yang berasal dari keluarga miskin. Siswa yang berasal dari
keluarga mampu lebih cenderung bergaul dari siswa yang satu level dengannya
karena mereka merasa bergaul dengan latar belakang sama akan lebih membuat
mereka merasa nyaman karena biasanya kebutuhan dan kebiasaan serta gaya hidup
mereka sama. Sebaliknya pada siswa yang latar belakangnya berasal dari keluarga
miskin mereka merasa minder bergaul dengan siswa keluarga kaya. Selain itu di
dalam lingkungan sekolah juga sering kita lihat kesenjangan antara siswa yang
pintar dengan siswa yang malas/bodoh. Siswa yang pintar cenderung bergaul
dengan siswa yang pintar / rajin lainnya, sebaliknya siswa yang malas lebih
cuek dan merasa bodoh, maka kebanyakan dari mereka bergaul dengan siswa yang
memiliki sifat dan latar belakang sama. Dan dengan demikian akan lebih membuat
mereka berteman atau bersosialisasi lebih nyaman.
Sebenarnya
faktor utama yang menyebabkan ketimpangan sosial adalah latar belakang keluarga
jadi pendidikan hanya dapat memberikan efek kecil terhadap ketimpangan yang
ada. Sekolah melanggengkan ketimpangan sosial tersebuat karena di dalam
institusi formal itu sendiri terdapat siklus yang terus berulang dimana siswa
yang dari latar belakang keluarga mampu atau berstatus tinggi cenderung
mengikuti sekolah tertentu yang akan melanggengkan kualitasnya.
No comments:
Post a Comment
Silahkan baca dan share