Virtual reality seringkali
disebut juga dengan virtual environment. Apakah itu virtual reality??
Definisinya:
Dalam kehidupan sehari-hari,
seringkali kita melihat atau bahkan terlibat secara langsung dalam dunia
virtual baik melalui bermain game, menonton bioskop, dan lain
sebagainya. Sesuatu yang membuat kita mengalami atau merasakan hal itu secara
nyata sehingga menimbulkan sensasi itulah yang dinamakan virtual reality.
Secara harfiah arti dari virtual reality terdiri dari dua kata yaitu virtual
dan reality. Kata virtual berarti memberikan pengalaman namun
tidak secara nyata. Sedangkan kata reality artinya adalah keadaan yang
seolah-olah sesuai dengan kenyataan, fakta, dan realita kehidupan. Jika
kata-kata tersebut digabungkan, definisi virtual reality adalah keadaan yang
sebenarnya tidak nyata tetapi dibuat seperti nyata agar kita merasakan
pengalaman atau sensasi dari keadaan tersebut dimana menjadi maksud atau tujuan
yang dibuat oleh si penciptanya. Berikut ini definisi virtual reality
menurut pendapat beberapa ahli sebagai berikut :
- Virtual Environment (reality) merupakan
teknologi yang membuat pengguna dapat berinteraksi dengan suatu lingkungan
yang disimulasikan oleh komputer (computer-simulated environment),
dimana suatu lingkungan sebenarnya yang ditiru atau benar-benar suatu
lingkungan yang hanya ada dalam imaginasi.
- Sebuah simulasi komputer realitas, menggunakan
grafis 3D dan efek suara, dengan antarmuka pengguna seperti kacamata
khusus dan sarung tangan, untuk menciptakan lingkungan manusia hidup untuk
hiburan, eksperimentasi, dan pelatihan.
- Teknologi ini memungkinkan seseorang melakukan
suatu simulasi terhadap suatu objek nyata dengan menggunakan komputer yang
mampu membangkitkan suasana tiga dimensi sehingga membuat pemakai
seolah-olah terlibat secara fisik.
Ada hal yang menarik lagi dari virtual
reality ini yaitu kapan virtual reality ditemukan dan bagaimana sih
perkembangan dari jaman ke jaman hingga VR menjadi lebih canggih seperti
sekarang ini??
Sejarahnya
Virtual reality dulunya
belum punya nama yang pasti. Namun seseorang sudah dapat membuat hal yang mirip
seperti virtual reality pertama kali pada tahun 1950. Nama orang
tersebut adalah Morton Heiligh. Ia membuat “Teater Pengalaman” (semacam
film layar tancap, hehee). Kenapa bisa dikategorikan virtual reality?
Karena Teater Pengalaman ini dapat melibatkan beberapa indera dengan suatu cara
yang efektif, sehingga menarik orang yang menonton ke dalam kegiatan di layar
(sensasi). Selanjutnya pada tahun 1962, ia mengembangkan alat tersebut dengan
cara membuat sebuah prototype yang diberi nama Sensorama. Cara kerjanya
yaitu dengan menampilkan 5 film pendek untuk dipertunjukkan ke penonton dimana
melibatkan berbagai indera si penonton (penglihatan, pendengaran, penciuman,
dan sentuhan). Dari beberapa sejarah ditemukannya virtual reality, yang
lebih terpercaya adalah yang dibuat oleh Ivan Shuterland termasuk virtual
reality yang pertama. Mengapa?? Karena dari segi peralatannya sudah
menggunakan headset atau kacamata teropong, namun masih primitiv. Singkat
ceritanya adalah, pada tahun 1968 Ivan Shuterland dibantu siswanya Bob Sproull
membuat sebuah alat yang secara umum dianggap sebagai pendahulu virtual
reality. Alat tersebut masih primitif baik dalam kaitannya sebagai alat
penghubung pemakai dan realism (kacamata teropong) dan HMD untuk dikenakan
pengguna sangat berat sehingga harus digantungkan ke atap.
Gambar 1.
Pertama kali virtual reality ditemukan
Elemen, cara
kerja, dan peralatan yang digunakan dalam virtual reality
Lingkungan virtual reality
pada saat ini umumnya menyajikan pengalaman visual, yang ditampilkan pada
sebuah layar komputer atau melalui sebuah penampilan stereokopik. Namun
beberapa simulasi mengikutsertakan tambahan informasi hasil penginderaan,
seperti suara melalui speaker atau headphone.
Berdasarkan apa yang telah
dijelaskan sebelumnya, pengalaman yang dihasilkan oleh virtual reality
umumnya harus memenuhi kriteria yaitu berpikir dari sudut pandang
pengguna dimana objek yang digunakan dalam lingkungan virtual reality harus
hidup seperti ukuran dan menghasilkan tampilan dan nuansa/rasa dari objek-objek
dunia nyata. Kriteria selanjutnya yaitu alat yang digunakan harus melacak
aktivitas pengguna secara sangat efektif dan efisien. Pergerakan tangan,
mata dan leher pemakai, tindakan, dan semua gerakan harus terlacak oleh
aplikasi/alat secara hati-hati. Hasil atau akhir dari pelacakan gerakan
tersebut adalah untuk mencocokkan dengan tindakan pengguna dalam dunia maya
dimana perubahan pergerakan tersebut harus muncul kembali di layar. Sehingga
elemen dari VR yaitu :
- Virtual Word (Dunia
virtual), yaitu content dari sebuah medium yang
diberikan, dapat berupa screenplay/script
- Immersion (Sensasi
ada di dalam sebuah lingkungan), yang dibagi menjadi 3 macam yaitu:
- Mental immersion : suspension
of disbelief
- Physical immersion :
secara badan/fisik memasuki media
- Mentally immersed :
sensasi user berada di dalam Virtual Reality
- Sensory Feddback yaitu
informasi mengenai virtual world ditampilkan ke
indra user. Dapat bersifat secara visual (paling umum), audio,
atau sentuhan.
- InteractivityYaitu virtual
world merespon aksi user. Komputer membuat hal ini
menjadi mungkin dan real time.
Hal yang menarik selanjutnya yaitu
peralatan apa aja sih yang sebenarnya digunakan untuk membuat virtual reality??
Adapun cara kerja virtual reality
secara umum yaitu pengguna (user) melihat suatu dunia semu, yang
sebenarnya berupa gambar-gambar yang bersifat dinamis. Untuk mewujudkan suasana
yang menyerupai dunia nyata, virtual reality menggunakan peralatan-peralatan
yang dinamakan glove (peranti masukan yang dapat menangkap gerakan
tangan dan mengirimkan informasi gerakan ke sistem virtual reality),
headset (peranti yang berfungsi untuk memonitor gerakan kepala, selain itu
peranti inilah yang memberikan pandangan lingkungan yang semu kepada pemakai
sehingga seolah-olah pemakai melihat dunia nyata), dan walker
(peralatan yang digunakan untuk memantau gerakan kaki dan mengatur kaki pemakai
agar merasakan beban seperti kalau melangkah dalam dunia nyata). Selain
kegunaan tersebut, ada kegunaan lain dari peranti input virtual reality
yaitu melalui perangkat headphone atau speaker, pemakai dapat
mendengar suara yang realistis. Melalui headset, glove dan walker,
semua gerakan pemakai dipantau oleh sistem dan sistem memberikan reaksi yang
sesuai sehingga pemakai seolah merasakan sedang berada pada situasi yang nyata,
baik secara fisik maupun secara psikologis. Beberapa pembuatan virtual
reality menggunakan perangkat input yang paling umum adalah joysticks (untuk main game, ex: Playstation), force balls/tracking balls, controller wands, data gloves, voice
recognition, motion trackers/bodysuits, dan treadmills.
Gambar 2.
Beberapa contoh peralatan input VR
(Gloves, Headset, motion
trackers/bodysuits, force balls/tracking balls)
Aplikasi
dalam Bidang Kehidupan Sehari-hari
Contoh aplikasi di bidang yang pertama yaitu
1. Manufaktur:
Pengujian Rancangan, Prototipe Semu
(autocad, 3dmax), Analisis ergonomik, simulasi semu dalam perakitan, produksi
dan pemeliharaan
2. Arsitektur
Perancangan gedung
3. Militer
Virtual reality
dipakai untuk melakukan simulasi latihan perang, simulasi latihan terjun
payung, dan sebagainya. Dimana dengan pemakaian teknologi ini bisa lebih
menghemat biaya dan waktu dibandingkan dengan cara konvensional.
Contoh
Aplikasi Virtual Reality (Simulasi Terjun Payung)
4. Kedokteran
pelatihan pembedahan, terapi fisik
5. Penelitian /
pendidikan
Studi tentang topan, konfigurasi
galaksi, pengujian matematika kompleks
6. Hiburan
Museum Virtual, Permainan balap, Simulasi
pertempuran udara, Taman Virtual, Simulasi Ski, dan lain sebagainya.
Gambar 3.
Beberapa aplikasi virtual reality
Sebenarnya masih banyak lagi
aplikasi virtual reality dalam berbagai bidang utamanya di beberapa
negara yang sudah modern seperti Jepang dan Amerika.
Dampak
Negatif Penggunaan Virtual Reality:
Itu tadi manfaat atau dampak positif
dari berbagai aplikasi virtual reality dalam bidang-bidang yang ada
dalam kehidupan sehari-hari. Dampak negatifnya orang yang terlibat dalam
penggunaan sistem virtual reality ini kerap mengalami gangguan yang
disebut cybersickness (Haag, Cummings, dan Dawkin, 2000, hal
294). Penderita akan merasakan ketegangan mata dan bahkan disertai rasa pusing.
Terkadang penderita secara psikologis masih terbawa pada suasana semua yang
diciptakan oleh sistem virtual reality walaupun telah kembali
ke dunia nyata.
Referensi :
No comments:
Post a Comment
Silahkan baca dan share