Nama : Rika Hanifa
NPM :
18811948
Kelas : 3MA01
Judul Penelitian :
Analisis Framing Isu
Perselisihan Faksi Jihad dalam Konflik Suriah pada Situs Berita Online
Republika.co.id dan Kiblat.net
Dalam
perspektif filsafat ilmu, validitas pengetahuan yang dihasilkan melalui
penelitian sangat tergantung pada koherensi antara ontologi, epistemologi
dan methodologi yang digunakan oleh
peneliti. Oleh karenanya seorang peneliti yang baik adalah peneliti yang paham
betul landasan filsafat yang digunakan dalam peroses penelitian.
Ontologi adalah asumsi
yang penting tentang inti dari fenomena dalam penelitian. Pertanyaan dasar
tentang ontologi menekankan pada apakah “realita” yang diteliti objektif
ataukah “realita” adalah produk kognitif individu. Debat tentang ontologi
menghasilkan dua perbedaan, (1) realisme,
menganggap bahwa dunia sosial ada secara independen dari apresiasi individu,
(2) nominalisme, menganggap bahwa
dunia sosial yang berada di luar kognitif individu berasal dari sekedar nama,
konsep, dan label yang digunakan untuk menyusun realita.
Aspek
ontologis berkenaan dengan apa yang ingin diketahui, apa yang dipikirkan atau
apa yang menjadi masalah. Aspek ontologis dalam Ilmu Komunikasi adalah proses
linear antara komunikator dan komunikan yang saling bertukar pesan melalui
media, hingga seiring berkembangnya zaman faktor manusia mulai diperhitungkan
lalu lahirlah bentuk-bentuk komunikasi lainnya seperti komunikasi antarpribadi,
komunikasi kelompok, komunikasi massa dan lainnya.
Adapun
aspek ontologis dalam Ilmu Komunikasi tersebut peneliti khususkan ke dalam
bentuk komunikasi massa adalah sebuah proses penyampaian pesan atau pernyataan
secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu
arah pada publik yang tersebar. Komunikasi ini dilakukan oleh media atau
perantara seperi TV, Radio, Majalah dan Internet. Selain untuk menyampaikan
informasi secara menyebar juga tujuan komunikasi ini adalah untuk membentuk
opini publik. Media tersebut (TV, Radio, Majalah, Koran, Internet) sebagian
besar kontennya adalah berita (informasi), sehingga media apapun atau channel
manapun dituntut untuk objektif dan seimbang dalam menyampaikan
berita/informasi.
Namun
ketika sebagian besar channel-channel dalam media tersebut telah banyak
dikuasai oleh kaum kapitalis dan adanya kepentingan-kepentingan tertentu di
balik kepemilikan media, menjadikan produk berita dengan topik yang sama
menghasilkan realitas yang berbeda. Dari fenomena tersebut peneliti ingin
mengetahui bagaimana proses pembentukan realitas oleh media massa, bagaimana sebuah
kasus/peristiwa yang sama dibingkai secara berbeda.
Epistemologi
adalah asumsi tentang landasan ilmu pengetahuan (grounds of knowledge) –
tentang bagaimana seseorang memulai memahami dunia dan mengkomunikasikannya
sebagai pengetahuan kepada orang lain. Debat tentang epistemologi dibedakan
menjadi dua antara positivisme (berusaha menjelaskan dan memprediksi apa yang
akan terjadi pada dunia sosial dengan mencari kebiasaan dan hubungan kausal
antara elemen pokoknya) dan antipositivisme (menentang pencarian hukum atau
kebiasaan pokok dalam urusan dunia sosial yang berpendapat bahwa dunia sosial
hanya dapat dipahami dari sudut pandang individu yang secara langsung terlibat
dalam aktifitas yang diteliti).
Aspek
epistemologi berkenaan dengan bagaimana ilmu mempelajari objek studi dengan
menggunakan metode yang ilmiah. Di dalam metode penelitian terdapat pendekatan
dan paradigma penelitian. Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti menggunakan
metode penelitian kualitatif dan paradigma konstruktivis. Kaitan antara
fenomena (perbedaan realitas media dengan realitas sebenarnya) dengan paradigma
ini dapat dilihat melalui pandangannya yang menyatakan bahwa bahasa tidak lagi
hanya dilihat sebagai alat untuk memahami realitas objektif saja dan dipisahkan dari subjek sebagai penyampaian
pesan, subjek justru memiliki kemampuan melakukan kontrol terhadap
maksud-maksud tertentu dari setiap wacana.
Penggunaan
metode penelitian kualitatif dianggap lebih berorientasi pada konsteks dan
kasus, dimaksudkan untuk memberikan gambaran atau pemahaman mengenai gejala
(dari perspektif subjek maupun aktor). Selain itu untuk melihat fenomena
perbedaan konten realitas media massa peneliti menggunakan metode analisis
framing (analisis isi bingkai berita). Diharapkan dengan metode analisis
tersebut peneliti dapat mengetahui bagaimana konten realitas dari suatu
peristiwa ditampilakn secara berbeda antara satu media dengan media lainnya,
serta dilengkapi dengan observai/wawancara narasumber peneliti
berharap dapat mengetahui bagaimana sebenarnya realitas tersebut dibentuk.
Aksiologis,
berkenaan dengan aspek guna laksana atau manfaat ilmu. Nilai guna ilmu bisa
dilihat secara positif dan normatif. Secara positif nilai guna ilmu adalah
untuk mendeskripsikan, menjelaskan dan memprediksikan berbagai fenomena yang
sesuai dengan objek studi yang dipelajari. Secara normatif, nilai guna ilmu
adalah untuk mengendalikan berbagai fenomena kearah yang diinginkan. Secara
normatif aspek aksiologis ilmu erat kaitannya dengan pertimbangan nilai, etika,
dan moral. Dalam penelitian aspek aksiologis digambarkan dalam saran-saran atau
rekomendasi hasil penelitian.
Dari
judul penelitian di atas tujuan serta manfaat yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah dapat memberikan sumbangan terhadap ilmu pengetahuan
khususnya di bidang komunikasi media massa serta dapat dipakai sebagai acuan
atau referensi dalam penelitian lebih lanjut, terutama yang berkaitan dengan
pembingkaian (framing) berita serta dapat
memberikan pencerahan bagi khalayak luas khususnya audiens media online agar lebih cerdas dan cermat
dalam menyikapi berbagai pemberitaan di media online serta mengingatkan awak media massa online untuk tetap konsisten pada etika jurnalistik, objektivitas
dan kepentingan publik.
No comments:
Post a Comment
Silahkan baca dan share