Makalah
ini disampaikan pada mata kuliah:
MATEMATIKA 1
Fakultas
Ilmu Komunikasi
UNIVERSITAS
GUNADARMA
Jl.
Akses UI Kelapa Dua, Depok
TUGAS
AKHIR SEMESTER MAHASISWA:
Makalah Keterkaitan Logika dengan Ilmu Komunikasi
FAKULTAS
ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
Sebuah
Susunan Makalah dari Sudut Keterkaitan Ilmu Pengetahuan
Disusun
oleh:
Studi
Pengumpulan Data
Diserahkan
kepada:
Dr.
Elfitrin
ABSTRAK
Makalah
ini berisi tentang sudut pandang keterkaitan antara logika dengan ilmu
komunikasi, di mana logika sendiri mengacu kepada kemampuan rasional seseorang
untuk mengetahui kecakapan yang mengacu pada kesanggupan akal budi untuk
mewujudkan pengetahuan ke dalam pikiran,
komunikasi dan tindakan.
Makalah
ini menyajikan sejarah kedua cabang ilmu tersebut, pengertian, perspektif dasar
serta uraian-uraian mengenai logika yang berkaitan dalam tindakan sehari-hari
khususnya pada kegiatan komunikasi yang berlangsung dalam lingkup kecil maupun
luas. Makalah ini juga memasukkan beberapa hal yang berkaitan dengan ilmu
filsafat, yaitu sebuah bidang ilmu yang secara spesifik mengkaji hakikat ilmu
atau pengetahuan lain di antaranya ilmu logika dan ilmu komunikasi yang
merupakan cabang ilmu dari filsafat itu sendiri.
Kami
tertarik dengan hipotesis interaksi sosial yang mana besar atau tidaknya
pengaruh pengaplikasian ilmu logika tersebut di dalam masyarakat terutama pada
proses komunikasi. Metode pengumpulan
data yang digunakan adalah dengan sedikit pengamatan, studi pustaka dan
penelitian arsip.
Akhirnya
makalah ini lebih merupakan sebuah pemikiran agar logika dalam praktik
berkomunikasi mampu menjawab tantangan zaman karena masyarakat yang senantiasa
berubah.
SISTEMATIKA
PENULISAN MAKALAH
Kami
membagi beberapa bagian penting dari makalah ini. Bagian pertama adalah bagian
pendahuluan yang ingin memperlihatkan bahwa ilmu komunikasi merupakan ilmu yang
multidisipliner dan dengan situasi semacam itulah ilmu dan teori komunikasi
masih berkembang sampai sekarang. Bagian kedua adalah terdiri dari dua sub
bagian. Sub bagian pertama adalah bagian yang memperlihatkan pengaruh timba
balik antara matematika dengan komunikasi sebagai disiplin ilmu pengetahuan.
Sub bab bagian kedua adalah bagian yang memperlihatkan pengaruh timbal balik
tersebut terhadap dua kajian komunikasi, yaitu pemaknaan dan interaksi dalam
komunikasi. Sub bagian ketiga adalah eksposisi sejauh mana implikasi teoritis
hubungan mulitiperspektif tersebut dalam perkembangan teori komunikasi.
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ketika ilmu komunikasi berangkat dari
sekian banyak ilmu pengetahuan maka tidak mengherankan bahwa ilmu komunikasi
dipahami sebagai ilmu yang multiperspektif. Bidang multiperspektif dalam ilmu
komunikasi disebabkan bahwa gejala komunikasi merupakan fenomena pokok dalam
kehidupan manusia. Sejarah komunikasi sendiri sudah berkembang jauh sebelum
ilmu tentang komunikasi itu sendiri berkembang. Ketika komunikasi berada dalam
khasanah ilmu pengetahuan, maka ilmu komunikasi yang dikenal sampai sekarang
adalah disiplin ilmu yang berumur relatif lebih muda jika dibandingkan dengan
sosiologi, biologi, astronimi, fisika bahkan filsafat.
Dalam perkembangan ilmu komunikasi terdapat
tiga bidang ilmu yang memberikan kontribusi
konkret terhadap perkembangan ilmu komunikasi. Ilmu-ilmu tersebut adalah
ilmu politik, ilmu sosial dalam hal ini adalah sosiologi, dan psikologi. Ilmu
politik memberikan ruang pertama pada pembahasan propaganda politik berikut
pengaruhnya kepada masyarakat. Sosiologi memberikan tempat dimana komunikasi
tidak bisa melepaskan diri dari masalah interaksi antara manusia. Psikologi
memberikan kajian pelengkap mengenai masalah komunikasi yang berkaitan dengan
prilaku psikologis seorang manusia (individu) maupun tindakan masyarakat.
Walaupun demikian bantuan atau
kontribusi ilmu selain yang di atas juga tidak bisa dipungkiri seperti ilmu
matematika (yang persis juga dipakai oleh Shannon dalam menjelaskan persoalan
mendasar komunikasi), linguistik (yang turut membantu komunikasi dalam
mempelajari karakteristik pesan dalam sebuah bahasa), biologi(yang turut
membentuk komunikasi yang dipahami sebagai sebuah sistem jaringan yang saling
terhubung satu sama lain). Berdasarkan pernyataan di atas kami berfokus pada
penyelidikan kaitan atau visi perspektif dari salah satu bidang ilmu komunikasi,
yaitu matematika dengan ilmu komunikasi
itu sendiri.
BAGIAN
II
MATEMATIKA
– ILMU KOMUNIKASI : Lintasan Hubungan
a A. Definisi
dan perspektif dasar
Pada
bagian ini akan membahas hubungan antara matematika dengan ilmun komunikasi.
Yang perlu dipahami dalam bagian ini adalah salah satu atau bagian kecil dari
sekian banyak perspektif dari ilmu
pengetahuan dalam pembahasan tentang komunikasi. Tapi sebelum masuk pada
hubungan timbal balik antara kedua cabang ilmu pengetahuan tersebut maka kami ingin
meletakkan beberapa hal pokok dari kedua ilmu tersebut dalam beberapa hal
diskusi, yaitu definisi, perspektif dasar, dan konsep pokok.
Pertama
Matematika adalah disiplin ilmu tertua yang telah dikembangkan oleh manusia
(Borchert, 2006:20-21). Matematika adalah ilmu yang mempelajari bilangan,
hubungan antar bilangan dan prosedur operasional yang digunakan yang dugunakan
dalam menyelesaikan atau mendapatkan akurasi pemahaman masalah atau relitas.
Matematika bisa dilihat sebagai proses dan menyediakan perangkat untuk mengukur
presisi gejala. Perspektif utama matematika adalah bahwa pengukuran yang tepat
– seakurat mungkin atas seluruh gejala atau untuk keperluan yang beragam. Dalam
perspektif ini, tujuan matematika adalah untuk mndapatkan definisi yang persis
dan akurat. Konsep pokok, dengan demikian, dalam matematika adalah pengukuran,
akurasi-presisi, randomness.
Kedua,
komunikasi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mulai tumbuh sehabis
perang dunia I sampai perang dunia II. Penelitian ilmu komunikasi semakin
meningkat pada perang dunia II melalui antar orang lalin Office of War
Information Amerika Serikat (Dahlan, 2003). Definisi komunikasi sendiri sangat
banyak bahkan Dance dan Larson (dalam miller, 2005:3) pernah menyatakan terdapat 126 definisi komunikasi. Kami ingin
mengangkat beberapa definisi. Komunikasi adalah beberapa keseluruhan prosedur
yang mana prosedur tersebut membuat pesan tertentu mempengaruhi yang lain
(Weaver, 1949:3). Carl Hovland menyatakan bahwa komunikasi adalah proses dimana
seorang individu menstransmisikan stimuli untuk memodifikasi atau mengubah
prilaku individu lainnya (Hovland, 1953). Grebner (dalam Miller, 2005: 4) menyatakan
bahwa komunikasi adalah interaksi sosial melalui simbol dan sistem pesan. Maka,
penulis menyatakan bahwa komunikasi tidak mempunyai definisi tunggal.
Komunikasi lebih merupakan proses penyampaian pesan melalui simbol-tanda yang
dilakukan secara transaksional antara penyampai pesan dengan para penerima
pesan dengan tujuan tertentu (disediakan dengan kepentingan komunikator atau
komunikasi). Karena definisi yang begitu banyak maka tidak mengherankan apabila
dalam konseptualisasi komunikasi terdapat (point of confergence) dan (point of
difergence). (Miller, 2005:5-11).
Definisi
umum (point of confergence) dari komunikasi terdiri dari definisi komunikasi
sebagai proses, komunikasi sebagai sesuatu yang transaksional dan komunikasi
sebagai sesuatu yang simbolik. Komunikasi sebagai proses adalah pemahaman bahwa
titik utama yang menjadi perhatian sekian banyak definisi komunikasi terletak
pada proses. Komunikasi sebagai proses menyiratkan bahwa komunikasi adalah
sesuatu yang berkelanjutan, kompleks dan tidak arbitrer (mana suka). Komunikasi
sebagai sesuatu yang transaksional berarti bahwa komuikasi tidak hanya sekedar
prossesual dan interaksional melainkan terjadinya intensifikasi hubungan timbal
balik antara komunikator, komunikan, pesan, efek dan sebagainya. Komunikasi
merupakan sesuatu yang simbolik meyiratkan bahwa ketika komunikasi berproses
melalui sesuatu yang simbolik meyiratkan bahwa ketika komunikasi berproses
melalui sesuatu yang transaksional maka hak esensial yang dibutuhkan adalah
pemaknaan yang berangkat dari simbol-simbol yang dipakai dalam tindakan
komunikasi tersebut.
Berbeda
dengan sudut pandang dalam konteks definisi umum point of deifergence lebih
melihat pusaran definisi tersebar dalam beberapa karakteristik. Point pertama
adalah point komunikasi sebagai aktivitas sosial. Point kedua adalah komunikasi
berhubungan dengan tindakan komunikatif dan intensionalitas.
B.
Hubungan Matematika dengan Ilmu Komunikasi
Perspektif
dasar matematika adalah sebagai proses atau setidaknya melalui pengukuran
sedemikian rupa mendapatkan hasil yang benar, akurat dan presisi dalam melihat
realitas. Perspektif tersebut memandang titik tolak realitas dalam usaha
mengurangi ketidakpastian-ketidakpastian yang melingkupi realitas-realitas itu
sendiri. Matematika memahami realitas sebagai sesuatu yang harus bisa
dipastikan presisi dan akurasinya (sekaligus menyederhanakan konsep yang
mendasari sejumlah besar kompleksitas) karena realitas mempunyai asumsi
keidakpastian.
Matematika
memberikan dasar-dasar penalaran yang benar (logika) yang diperlukan untuk
menyusu argumen-argumen yang mempunyai tingkat kejelasan dan akurasi yang bisa
dipertanggung jawabkan. Hubungan perspektif matematika dengan komunikasi dapat
dinyatakan sebagai berikut: bahwa perspektif matematika memberikan pengukuran
yang akurat pada proses komunikasi yang dilakukan sehingga tindakan komunikasi
bisa dilakukan dengan maksimal. Sebaliknya, komunikasi memberikan pendasaran
simbolikdan pemaknaan yang bisa digunaan untuk menyedrhanakan,
mengkomunikasikan sejumlah besar konsep informasi matematika diberikan oleh
seorang kepada yang lain untuk mendapatkan bacaan, maka pada saat itu edang
terjadi transformasi matematika dari komunikator kepada komunikan. Respon yang
diberi komunikan merupanan interpretasi komunikan tentang informasi tadi.
Dalam
matematika, kualitas interpretasi dari respon itu sering kali menjadi masalah
istimewa. Hal ini sebagai salah satu akibat dari karakteristik matematika itu
sendiri yang sarat dengan istilah dan simbol. Karena itu kemampuan matematika
dalam komunikasi menjadi salah satu tuntutan khusus. Kemampuan matematika dalam
berkomunikasi merupakan kemampuan yang dapat meyertakan dan memuat berbagai kesempatan
untuk melatih penalaran, logika dan ketepatan dalam berkomunikasi. Menggunakan
keahlian membaca, menulis dan menelaah untuk menginterpretasikan dan
mengavakuasi ide-ide, simbol, istilah serta informasi, merespon suatu
pernyataan yang meyakinkan. Secara umum matematika dalam ruang lingkup
komunikasi mencakup keterampilan atau kemampuan menulis, membaca, discussing,
assessing dan wacana.
C.
Implikasi Relasi Perspektif – Matematika dengan Ilmu Komunikasi
Dengan
konteks di atas maka terdapat relasi langsung dan tidak langsung antara
perspektif matematika dengan ilmu komunikasi sebagai disiplin ilmu. Di satu
sisi perspektif matematika sangat fokus pada soal proses pemahaman terhadap
realitas secara keseluruhan meskipun dengan cara dan metode berbeda. Tapi yang
jelas adalah bahwa perspektif tersebut menekankan pada sebuah proses. Dalam
konteks ini ketika sebuah komunikasi dilihat dalam sebuah proses merupakan
kepastian. Penekanan definisi proses sebagai sesuatu yang kompleks dan
berkelanjuta juga merupakan perspektif matematika. Ini menandakan bahwa
interaksi pun juga tidak sederhana. Sifat holistik juga terdapat dalam
komunikasi.
Tindak
komunikasi tidak hanya dipahami sebagai pecahan-pecahan dari pengalaman, tapi
pengalaman secara menyeluruh. Komunikasi sederhana yang berangkat dari
interaksi yang sederhana juga dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang kompleks.
Dengan
demikkian model matematika Shannon atau model Berlo (model SMCR) tidak bisa dipahami hanya sebagai sesuatu
yang bersifat linear dan simplistik melainkan harus dilihat secara utuh.
Persamaan matematika Shannon dan model Berlo SMCR memuat persamaan yang
memperlihatkan proses komunikasi yang utuh.
Apakah
memang perspektif matematika hanya berhenti pada masalah prosesual komuniatif?
Perspektif matematika yang menekankan kejernihan dan akurasi mengandaikan unsur
transaksional. Matematika menekankan hubungan dan intensifikasi timbal balik
antara subjek dan objek. Demikian juga halnya ilmu komunikasi. Komunikasi
sebagai transaksi, pandangan ini menyatakan bahwa komunikasi adalah proses yang
dinamis yang secara berkesinambungan mengolah pihak-pihak yang berkomunikasi
diangap sebagai komunikator yang secara aktif mengirimkan dan menafsirkan pesan.
Beberapa
definisi yang sesuai dengan konsep transaksi.
Stewart
L. Tubbs dan Sylvia Moss: Komunikasi adalah proses pembentukan makna di antara
dua orang atau lebih.
Judy
C. Pearson dan Paul E. Nelson/; Komunikasi adalah proses memahami dari berbagai
makna.
William
I. Gardon : Komunikasi adalah suatu transaksi dinamis yang melibatkan gagasan
dan perasaan.
Donal
Byker dan Loren J. Anderson : Komunikasi adalah berbagai informasi antara dua
orang atau lebih.
Dalam
konteks selanjutnya, komunkasi dalam definisi transaksional merujuk pada
masalah kontekstualitas dalam proses komunikasi. Matematika dalam mencari dan
berproses melakukan estimasi, penyederhanaan kompleksitas realitas tetap
memperhitungkan konseptualitas supaya persamaan yang dibuat juga tetap bisa
disesuaikan dengan faktor atau variabel yang mempengaruhinya.
Perspektif
matematika berpengaruh pada masalah definisi umum komunikasi sebagai sesuatu
yang bersifat simbolik. Perspektif matematika menyiratkan adanya simbol atau
tanda ynag berhubungan dengan proses pemaknaan dalam sebuah prses komunikasi.
Dalam konteks perspektif matematika, penggunaan simbol dalam proses
pengkomunikasian realitas dengan tujuan mencari penyederhanan konsep yang
mempunyai tingkat abstraksi yang tinggi serta mencari pemahaman yang lebih
presisi merupakan pengandaian yang tidak bisa dihindarkan. Simbol adalah
sesuatu yang secara sengaja digunakan untuk menunjukkan sebuah realitas
lainnya. Benda ynag ditunjuk oleh simbol itu adalah apa yang dimaksudkan oleh
kelompok sosial tertentu. Ciri utama simbol, menurut Hoebel (1966 : 29) adalah
kepadatan, Hoebel menyatakan bahwa dalam suatu bentuk atau lainnya, simbol itu
selalu bersifat terbuka, ia harus terlihat, terdengar dirasakan atau dibaui.
Simbol-simboli itu memadatkan abstraksi ke dalam objek yang terbatas.
Simbol-simbol inilah yang dimaknai oleh para pelaku proses komunikasi, menjadi
media pesan dan sebagainya. Ketika simbol berhubungan dengan proses pemaknaan
maka simbol selalu bersifat kontekstual,
Dalam
perspektif matematika dan komunikasi, simbol digunakan dalam menyampaikan pesan
sedemikian perlu diukur untuk mendapatkan proses komunikasi yang maksimal.
Definisi
khusus tentang komunikasi berdasarkan perspektif matematis lebih
dititikberatkan pada masalah sejauhmana pemahaman mendalam ukuran akurasi
informasi membentuk komunikasi sebagai aktivitas sosial dan berdimensi
intensional. Relasi sosial tentunya akan dipengaruhi sejauhmana seseorang mampu
mereduksi ketidakpastian kepada yang lain sehingga membentuk relasi yang pada
akhirnya berpengaruh pada masalah bagaimana cara berkomunikasi dengan yang
lain. Tentunya relasi sosial yang mengandaikan tindakan komunikasi yang tepat
merujuk bahwa komunikasi selalu bersifat intensional (sadar dan terarah).
Sebaliknya, ketika proses komunikasi dilakukan seca tepat, akurat dan jelas
maka akan mempengaruhi sejauh mana seseorang secara tepat, akurat dan jelas
menentukan sikap sosial (Miller, 2005:7). Demikan juga halnya, pemahaman yang
mendalam atas sebuah realitas akan menentukan bagaimana proses produksi pesan
dan pemaknaan pesan bisa dilakukan secara optimal (Miller, 2005:7). Sebaliknya
pesan optimal yang jelas akan mentukan pemahaman mendalam atas realitas.
D. Imlikasi Telaah Komparasi Pada Domain Konseptual Ilmu Komunikasi
Pada
bagian sebelumnya, kita bisa melihat pemaparan komparasi antara matematika dan
komunikasi. Telah dipahami bersama bahwa perspektif matematika dapat dilihat
pada proses pemahaman atas realitas (dalam hal ini proses komunikasi berikut
gejala-gejalanya), yaitu bahwa perspektif tersebut berusaha melihat proses
pemahaman secara menyeluruh sehingga sebuah realitas dapat diambil maknanya.
PENUTUP
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalahini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatanberikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalahini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatanberikutnya.
Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
No comments:
Post a Comment
Silahkan baca dan share